Mutiara Hari Ini

Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (3:198)

Jumat, 30 Desember 2011

First Impression in Puskesmas KOPO


Ini adalah pertama kalinya saya ke Puskesmas Kopo. Puskesmas ini ditempuh dalam waktu sekitar 30-45 menit dari Rumah Sakit Hasan Sadikin atau lebih tepatnya dari kosan saya.  Waktu yang cukup lama memang jika dibandingkan dengan teman-teman lain yang ditugaskan di Puskesmas yang dekat dari RSHS. Tapi, tidak apa-apalah, sekalian jalan-jalan ke daerah Kopo.

Puskesmas yang bernuansa hijau ini mempunyai 3 lantai dan lapangan parkir yang cukup. Disetiap lantai diberikan petunjuk atau denah lokasi apa saja yang terdapat di lantai tersebut. Pertama kali kita disambut oleh petugas-petugas yang ramah dan dengan senang hati membantu apa yang menjadi kesulitan kami. Setelah mendengar penjelasan dari dokter Intan, kepala Puskesmas Kopo, wah cukup banyak juga ya tugas kita selama di sini. Huff. Dan jujur, sampai sekarang saya masih bingung dengan puskesmas dan IKM, baik itu tugasnya, istilah-istilah yang digunakan, apa yang harus dikerjakan. Tapi, ya dijalani saja. Saya tau pasti ini tidak akan sia-sia. Saya berharap mudah-mudahan saya bisa mengikuti bagian ini dengan baik. 


Rabu, 21 Desember 2011

Biografi Hasan Al Banna

Hasan Al Banna dilahirkan di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir tahun 1906 M. Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna adalah seorang ulama fiqh dan hadits. Sejak masa kecilnya, Hasan al Banna sudah menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun, atas anugerah Allah, Hasan kecil telah menghafal separuh isi Al-Qur'an.
Sang ayah terus menerus memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya. Semenjak itu Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah.


Kemudian belajar membuat dan memperbaiki jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore hingga menjelang tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an ia lakukan selesai shalat Shubuh. Maka tak mengherankan apabila Hasan al Banna mencetak berbagai prestasi gemilang di kemudian hari. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.